Jumat, 21 Agustus 2015

BERMIMPILAH DAN RAIHLAH

“Dream come true, only if you make it true.” – Hitam Putih

         Kutipan di atas saya dapat dari salah satu talk show di sebuah televise swasta yang dipandu magician kondang tanah air. Meskipun hanya mendapat akhir acara yakni ketika quote atau kutipan tersebut ditayangkan sebelum running teks, tapi kutipan itu sangat mengena bagi saya     Ingatan saya pun kemudian melayang saat saya membaca novel Trilogi Negeri Lima Menara karangan Ahmad Fuadi. Novel tersebut menceritakan pencapaian atas mimpi-mimpi atau cita-cita sang penulis. Bagaimana sang novelis menulis mimpi-mimpinya di sebuah buku dan beberapa tahun kemudian tercapai, tentu karena kerja keras dan doa.
Novel dan kutipan di atas sama-sama menyebarkan semangat dan pesan kepada kita untuk jangan takut bermimpi, tetapi tentunya jangan lupa berusaha semaksimal mungkin untuk meraih mimpi. Semangat “Man Jadda wa Jadda” sangat merasuki saya. Saya mengamini gagasan ini dan saya terapkan pula dalam kehidupan saya.
Selesai membaca novel ke tiga dari Trilogi Negeri Lima Menara, yakni Rantau Satu Muara saya pun meniru langkah sang Novelis untuk menuliskan mimpi-mimpi, cita-cita, dan resolusi saya dan suami. Saya tulis di selembar kertas kemudian saya tempelkan di pintu almari dengan tujuan setiap saya buka almari saya kan teringat mimpi-impi yang harus saya wujudkan dengan usaha sungguh-sungguh dan doa tentunya.
Suami sempat bertanya, kenapa harus ditulis dan ditempelkan? Saya hanya menjawab, tulisan ini merupakan sebuah doa yang semoga saja dikabulkan oleh Sang Penguasa Alam. Satu hal yang saya tulis adalah impian saya dan suami untuk mempunyai rumah sendiri.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, dan bulan pun telah berganti bulan, impian tersebut selanjutnya hanya tersimpan dalam setiap doa yang kami panjatkan pada Sang Khalik. Hingga di pertengah tahun, sebuah tawaran properti datang menghampiri. Lokasinya pun sangat strategis, di tengah kota, dekat tepat kerja kami dan air pun mudah didapatkan. Akan tetapi begitu mengetahui harga yang ditawarkan dengan DP atau uang muka yang harus dibayarkan, kami pun mundur kembali. Dengan pendapatan yang sangat pas untuk kebutuhan sehari-hari, hanya doa yang kami panjatkan, semoga Allah memudahkan niat kami, jikalau rumah tersebut terbaik bagi kami.
Dan, Allah memang Maha Kaya. Keraguan kami dijawabnya dengan rezeki yang tidak disangka-disangka. Lewat beragam jalan, Allah memudahkan kami untuk dapat membayar uang muka rumah. Janji Allah itu nyata. Seperti dalam firman-Nya:

”......Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya....” ( Q.S.65 ;2-3)


“....Dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.... (Q.S 65:7 )


Kami bulatkan tekad untuk melanjutkan langkah kami, mencari rumah impian. Banyak pertimbangan mengiringi. Properti merupakan investasi yang menjanjikan. Menurut Anto Erawan dari www.rumah.com, dibandingkan dengan deposito, emas atau investasi lain, properti mempunyai karakter yang tahan lama. Bisnis properti memiliki horison (jangka waktu) investasi rata-rata 3 – 5 tahun. Artinya, setelah 3 – 5 tahun perkembangan nilainya sudah cukup berarti untuk menghasilkan capital gain (selisih harga beli dan harga jual). Selain itu, banyak kelebihan lain yang mengiringi. Anda bisa membacanya di http://www.rumah.com/berita-properti/2014/1/6551/8-kelebihan-investasi-properti.
Pertimbangan lainnya adalah, jika tidak sekarang kapan lagi. Ya, asumsi kami mumpung sekarang anak kami masih kecil. Kebutuhan tentulah tidak akan sebesar jika nanti anak kami sudah dewasa. Apalagi kami akan mengambil KPR sebagai jalan kami membeli rumah impian kami.
Rintangan sedikit muncul ketika bank tidak 100 % menyetujui proposal pinjaman dana yang kami ajukan. Otomatis, 20 % nya menambahi uang muka rumah. Untung saja, pihak developer berbaik hati memberi tenggat waktu untuk dapat melunasi.
Alhamdulillah...tiada puji selain bagi Allah Azza wa Jalla...bulan Agustus 2015 gubug kecil kami pun sudah jadi dan bisa ditempati. Meskipun sederhana, setidaknya kami dapat dapat menjadi tempat berteduh baik panas maupun hujan.
Kisah yang akan saya bagikan ini merupakan kisah saya pribadi dengan maksud semoga dapat menginspirasi teman-teman yang membaca. Tak ada maksud lain kecuali menyebarkan semangat untuk berani bermimpi dan meraih mimpi itu. Innallaha Ma’ana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BOOK REVIEW: PULANG

sumber: goodreads JUDUL                   : PULANG PENULIS               : TERE LIYE KATEGORI           : FIKSI PENERBIT ...