“Dream come true, only if you make it true.” – Hitam Putih
Novel dan kutipan di atas sama-sama menyebarkan
semangat dan pesan kepada kita untuk jangan takut bermimpi, tetapi tentunya
jangan lupa berusaha semaksimal mungkin untuk meraih mimpi. Semangat “Man Jadda
wa Jadda” sangat merasuki saya. Saya mengamini gagasan ini dan saya terapkan
pula dalam kehidupan saya.
Selesai membaca novel ke tiga dari
Trilogi Negeri Lima Menara, yakni Rantau Satu Muara saya pun meniru langkah
sang Novelis untuk menuliskan mimpi-mimpi, cita-cita, dan resolusi saya dan
suami. Saya tulis di selembar kertas kemudian saya tempelkan di pintu almari
dengan tujuan setiap saya buka almari saya kan teringat mimpi-impi yang harus
saya wujudkan dengan usaha sungguh-sungguh dan doa tentunya.
Suami sempat bertanya, kenapa harus
ditulis dan ditempelkan? Saya hanya menjawab, tulisan ini merupakan sebuah doa
yang semoga saja dikabulkan oleh Sang Penguasa Alam. Satu hal yang saya tulis
adalah impian saya dan suami untuk mempunyai rumah sendiri.
Hari berganti hari, minggu berganti
minggu, dan bulan pun telah berganti bulan, impian tersebut selanjutnya hanya
tersimpan dalam setiap doa yang kami panjatkan pada Sang Khalik. Hingga di
pertengah tahun, sebuah tawaran properti datang menghampiri. Lokasinya pun
sangat strategis, di tengah kota, dekat tepat kerja kami dan air pun mudah
didapatkan. Akan tetapi begitu mengetahui harga yang ditawarkan dengan DP atau
uang muka yang harus dibayarkan, kami pun mundur kembali. Dengan pendapatan
yang sangat pas untuk kebutuhan sehari-hari, hanya doa yang kami panjatkan,
semoga Allah memudahkan niat kami, jikalau rumah tersebut terbaik bagi kami.
Dan, Allah memang Maha Kaya. Keraguan
kami dijawabnya dengan rezeki yang tidak disangka-disangka. Lewat beragam
jalan, Allah memudahkan kami untuk dapat membayar uang muka rumah. Janji Allah
itu nyata. Seperti dalam firman-Nya:
”......Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya....” ( Q.S.65 ;2-3)
“....Dan orang yang
disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah
kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa
yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak
akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.... (Q.S 65:7 )
Kami bulatkan tekad untuk melanjutkan
langkah kami, mencari rumah impian. Banyak pertimbangan mengiringi. Properti merupakan
investasi yang menjanjikan. Menurut Anto Erawan dari www.rumah.com, dibandingkan dengan deposito,
emas atau investasi lain, properti mempunyai karakter yang tahan lama. Bisnis
properti memiliki horison (jangka waktu) investasi rata-rata 3 – 5 tahun.
Artinya, setelah 3 – 5 tahun perkembangan nilainya sudah cukup berarti untuk
menghasilkan capital gain (selisih
harga beli dan harga jual). Selain itu, banyak kelebihan lain yang
mengiringi. Anda bisa membacanya di http://www.rumah.com/berita-properti/2014/1/6551/8-kelebihan-investasi-properti.
Pertimbangan lainnya adalah, jika
tidak sekarang kapan lagi. Ya, asumsi kami mumpung sekarang anak kami masih
kecil. Kebutuhan tentulah tidak akan sebesar jika nanti anak kami sudah dewasa.
Apalagi kami akan mengambil KPR sebagai jalan kami membeli rumah impian kami.
Rintangan sedikit muncul ketika bank tidak
100 % menyetujui proposal pinjaman dana yang kami ajukan. Otomatis, 20 % nya
menambahi uang muka rumah. Untung saja, pihak developer berbaik hati memberi
tenggat waktu untuk dapat melunasi.
Alhamdulillah...tiada puji selain
bagi Allah Azza wa Jalla...bulan Agustus 2015 gubug kecil kami pun sudah jadi
dan bisa ditempati. Meskipun sederhana, setidaknya kami dapat dapat menjadi
tempat berteduh baik panas maupun hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar